Minggu, 26 Januari 2014

STRATEGI PEMBELAJARAN GERAK

1.        Strategi Pembelajaran Gerak

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan, seperti halnya seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik.
Strategi pembelajaran gerak adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan penganjar dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. (Kemp, 1995). Sedangkan Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang pengajar dalam proses pembelajaran. Ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:
a.       Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedaka  menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.
b.      Strategi Penyampaian Pembelajaran.
Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variable metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja.
c.       Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Ada tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
Berikut adalah stategi pembelajaran gerak menurut Yunyun Yudiana:
1.1         Strategi Pembelajaran Langsung
Merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).
1.2         Strategi Pembelajaran dengan Diskusi
Proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok.
1.3         Strategi Pembelajaran Kerja Kelompok Kecil
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kecil merupakan strategi yang banyak dianjurkan oleh para pendidik. Strategi ini dapat dilakukan untuk mengajarkan materi-materi khusus. Merupakan strategi pembelajaran yag berpusat kepada siswa.
1.4         Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang bisa terdiri 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas.
1.5         Strategi Pembelajaran Problem Solving
Teknik untuk membantu siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran strategi pemecahan masalah.

2.        Tahapan Pembelajaran Gerak

Didalam menentukan strategi pembelajaran gerak, perlu diketahui sebelumnya mengenai tahapan – tahapan dari pembelajaran gerak sehingga dapat menyusun strategi pembelajaran gerak yang tepat sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.


Berikut adalah tahapan – tahapan pembelajaran gerak:

2.1         Tahapan Pemahaman Konsep Gerak (Kognitif)
Dalam tahap ini, tugas yang harus dipelajari oleh siswa benar-benar rnerupakan tugas baru. Sebagai pemula, siswa biasanya akan banyak dipersulit oleh keputusan yang harus dibuat. Misalnya, tentang bapaimana berdiri dalam sikap yang baik, di mana lengan hanus disiapkan, kapan gerakan harus dimulai, serta ke mana pandangan harus diarahkan. Dalam tahap ini masalah yang dihadapi oleh anak adalah penguasaan informasi tentang cara melaksanakan tugas gerak.
Untuk membantu anak, penyampaian informasi tentang tugas yang dipelajari harus jelas. Instruksi, demonstrasi, film, dan informasi lisan lainnya akan sangat berguna. Salah satu tujuan pengajarannya adalah memungkinkan siswa mengalihkan informasi masa lalu ke tugas yang dihadapi. Contohnya, banyak keterampilan mempunyai ciri gerak yang sama. Kemukakan ciri dari keterampilan yang kira-kira sudah dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas.
Pertambahan kemampuan dalam tahap ini biasanya sangat cepat. Ini menunjukkan bahwastrategi pembelajaran sudah ditemukan oleh anak. Jangan terlalu dirisaukan jika penampilan pada tahap ini masih kelihatan kaku, kasar; belum pasti dan belum disertai saat yang tepat. Ini semua merupakan tanda awal untuk peningkatan kemampuan di waktu berikutnya.\ Keterlibatan pikiran masih cukup besar sehingga menuntut banyak perhatian. Karena itu, cegahlah pemberian informasi yang terlalu banyak dan bersamaan. Pemberian taktikpermainan bersamaan dengan menguraikan teknik gerak akan mengacaukan perhatian siswa.

2.2         Tahap Gerak (Motor Stage)
Tahapan berikut dalam pembelajaran gerak adalah tahapan gerak atau tahapan asosiatif. Dalam tahap ini, masalah-masalah pemahaman sudah terpecahkan, sehingga fokusnya berpindah pada pengorganisasian pola gerak yang lebih efektif untuk meningkatkan aksi. Pemahaman menguasai bentuk dan urutan gerak diwujudkan dalam gerak tubuh. Dalam tahapan ini, tingkatan keterampilan naik dari tahap pemahaman tadi. Siswa mulai menunjukkan sikap dan kontrol yang terjadia disertai keyakinan yang meningkat. la mulai dapat memberikan perhatian pada detail`gerakan. Da1am keterampilan yang memerlukan kecepatan gerak seperti bulutangkis, anak rnulai mambangun program gerak untuk menyelesaikan gerakan. Sedangkan dalam gerakan yang lebih lambat, seperti keseirnbangan dalam senam, siswa membangun cara untuk memanfaatkan respons yang merghasilkan umpan balik. Keajegan penampilan gerak secara terhadap meningkatkan. Gerakan yang dipelajari mulai ajeg. Efesiensi gerakan mulai meningkat, pengeluaran energi makin berkurang, dan pelibatan pikiran ketika bergerak semakin berkurang pula.
Pelaku menemukan ciri lingkungan yang bisa dijadikan tanda-tanda untuk mengatur ketepatan waktu bergerak. Antisipasi berkembang dengan cepat, membuat gerak lebih halus dan tidak terburu-buru. Di samping itu, pelaku pun mulai bisa merasakan dan memahami kesalahannya sendiri. Tahap ini biasanya berlangsung lebih lama daripada tahap pernahaman konsep gerak. Artinya siswa mungkin bisa tetap berada pada tahap gerak ini tanpa pernah meningkat ke tingkat berikutnya dalam beberapa lama. Barangkali beberapa minggu, beberapa bulan, atau bahkan lebih lama lagi.
2.3         Tahap Otonomi
Setelah banyak melakukan latihan, secara bertahap siswa memasuki tahap otonom, yang melibatkan perkembangan gerak otomatis. Artinya gerak tidak lagi dipikirkan dan bisa terjadi begitu ada rangsang. Beberapa ahli menilai gejala ini bisa terjadi karena adanya program gerak yang sudah terbentuk.
Program gerak adalah suatu rangkaian mekanisme yang mengontrol terbentuknya gerak. Program gerak inilah yang mengontrol aksi seseorang ketika bergerak dalam waktu yang relatif lama. Teori mengatakan tidak selalu. Hal ini bergantung kepada tingkat dan kualitas latihan, serta bagaimana si pelaku melakukannya. Terjadinya tahap ini disebabkan oleh meningkatnya otomatisasi indera dalam menganalisis pola-pola lingkungan. Menurunnya tuntutan perhatian membebaskan siswa untuk menampilkan kegiatan-kognitif tingkat `tinggi. Keputusan-keputusan tentang strategi permainan, bentuk dan gaya kian ditingkatkan. Keyakinan diri dan kemampuan untuk nnenilai kesalahan diri lebih terkembangkan.

Perkembangan penampilan memang berjalan lamban, sebab kemampuan siswa sudah sangat tinggi. Akan tetapi proses pembelajaran masih sangat jauh dari selesai. Masih akan banyak teriadi penambahan-penambahan dalam hal otomatisasi. Usaha fisik dan mental daiam menghasilkan keterampilan akan berkurang. Perkembangan gaya dan bentuk serta faktor lainnya akan terus meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar