Rabu, 10 September 2014

Resume Perkembangan Teknologi Pembelajaran di Indonesia

Nama              :  Anggra Yudha A. P
NIM                :  120631419995
Jurusan          :  PKO
Mata Kuliah  : Teknik Pembelajaran Olahraga

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DI INDONESIA

Definisi Komisi Teknologi Pembelajaran (1970), bahwa dalam pengertian yang lebih umum (teknologi pembelajaran) berarti media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran disamping guru, buku teks dan papan tulis. Serta teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar dan mengajar untuk suatu tujuan khusus, didasarkan pada penelitian tentang proses dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan non-manusia agar belajar dapat berlangsung efektif (Commision on Instructional Technology,1970:21).
Seiring dengan berkembangnya teknologi pada umumnya, Teknologi Pembelajaran tumbuh dan berkembang dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio visual. Teknologi pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan alat bantu audio-visual (Rountree, 1979).
Saat ini, sebagai suatu bentuk perkembangan teknologi pembelajaran, banyak Negara yang sudah menggunakan media – media pembelajaran yang berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Sebagai media pembelajaran, komunikasi dilakukan dengan menggunakan media – media  komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media – media tersebut. Saat ini di Indonesia mulai di kembangkan pembelajaran menggunakan e-learning yang berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya komputer. E-learning merupakan pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari internet. Tetapi materi e-learning juga dapat didistribusikan dan diperoleh secara offline menggunakan media CD/DVD. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD,
Di Indonesia, ada beberapa hal yang menghambat penerapan e-learning tersebut. Pertama, masih kurangnya kemampuan menggunakan internet sebagai sumber pembelajaran. Hal itu dikarenakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan mengaplikasikannya sebagai sumber pembelajaran, masih terbatas jumlahnya. Kedua, biaya yang diperlukan masih relatif mahal. Untuk mewujudkan e-learning, diperlukan berbagai macam perangkat dan jaringan internet. Ketiga, belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhadap pembelajaran melalui internet. Keempat, belum memadainya infrastruktur pendukung untuk daerah – daerah tertentu. Kelima, belum adanya standar minimum implementasi e-learning yang resmi dari pemerintah. Dari beberapa hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurang adanya rasa peduli terhadap e-learning mengakibatkan kurang adanya aturan ataupun standar bagi pelaksanaan e-learning di Indonesia, sehingga perkembangan teknologi pembelajaran di Indonesia masih kalah dengan negara – negara lain.


Senin, 12 Mei 2014

Artikel Psikologi Olahraga

MENGURANGI KECEMASAN DENGAN SELF TALK POSITIF MENJELANG PERTANDINGAN ATAU PERLOMBAAN BAGI OLAHRAGAWAN


Anggra Yudha Andrean P.
120631419995
(PKO-Off A)
Universitas Negeri Malang


ABSTRACT: There are many things that can be experienced in the sport competition, such as anxiety before competing. On competition, usually many athletes feels so anxious at the moment before the match. It is reasonable, but it’s bad if it occurs so long and can’t be controlled, because it will decrease athlete’s performance. To controlled anxiety, athletes need something that can make them keep calm, and reduce their anxiety. There are many ways to help athletes reduce their anxiety before competing, such as positive self talk that can give some positive suggestion by them self for them self.

Kata kunci: olahraga prestasi, kecemasan, self talk positif

TEORI PEMBAHASAN

Artikel ini memiliki teori pembahasan yakni, kecemasan dan cara mengatasinya dengan menggunakan metode self talk. Kecemasan adalah rasa tidak tenteram atau rasa khawatir yang timbul akibat suatu keadaan dimana masih belum dapat dipastikan hasil dari sesuatu yang diharapkan. Sedangkan self talk adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengurangi bahkan menambah tingkat kecemasan dan ketidak percaya dirian dalam diri seseorang dengan cara memberikan sugesti kepada dirinya sendiri.



PENGANTAR

Olahraga adalah suatu aktivitas fisik yang dilakukan secara sadar, terstruktur, dan sistematis, dengan maksud membentuk, meningkatkan serta menjaga kebugaran dan keharmonisan jasmani dan rohani. Olahraga mempunyai beberapa manfaat, seperti olahraga untuk prestasi. Olahraga prestasi adalah salah satu jenis olahraga yang menuntut para olahragawan yang terlibat didalamnya untuk meraih prestasi sebanyak – banyaknya. Banyak jenis kegiatan yang ada didalam olahraga prestasi seperti pelatihan yang terprogram dan juga ajang perlombaan atau pertandingan. Hal – hal yang perlu dimiliki oleh para olahragawan yang terlibat didalam olahraga pretasi untuk dapat berlomba ataupun bertanding dengan maksimal, diantaranya adalah kondisi fisik dan psikis yang baik. Karena didalam olahraga prestasi, apabila seorang olahragawan memiliki kemampuan fisik yang bagus, tetapi mental yang kurang baik, maka tidak akan dapat meraih prestasi sebanyak – banyaknya. Menurut Budiwanto (2012), “kemantapan mental merupakan aspek yang akan memberikan andil yang sangat besar untuk tampil dengan mantap dalam arena pertandingan dan memungkinkan pencapaian prestasi yang maksimal”.
Gejala kejiwaan yang biasa dialami oleh para olahragawan menjelang pertandingan atau perlombaan adalah kecemasan. Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi, karena menunjukkan bahwa olahragawan tersebut tidak sedang dalam keadaan over confidence. Tetapi apabila kecemasan yang timbul terlalu berlebihan dan tidak dapat dikendalikan, maka bisa dapat mempengaruhi kondisi fisik olahragawan, sehingga olahragawan akan mengalami penurunan  performa pada saat bertanding atau berlomba, dan tidak dapat meraih prestasi maksimal dan sebanyak – banyaknya.
Kecemasan yang biasa timbul menjelang pertandingan atau perlombaan dapat diatasi dengan berbagai macam jenis metode untuk mengurangi tingkat kecemasan, seperti pernafasan dan relaksasi, serta ada juga self talk. Self talk adalah salah satu metode untuk berbicara dan memberikan sugesti kepada diri sendiri ketika sedang dalam keadaan cemas. Ada dua Self talk, yakni self talk positif dengan cara memberikan sugesti – sugesti positif kepada diri sendiri sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan dalam diri, dan juga self talk negatif, yakni memberikan sugesti – sugesti negatif kepada diri sendiri, sehingga dapat meningkatkan kecemasan dalam diri. Self talk yang baik dan dapat meningkatkan kembali performa olahragawan yang turun akibat kecemasan, adalah self talk positif. Zinnser (2006) menyatakan bahwa, “self-talk dapat
berfungsi untuk mengatur usaha dan meningkatkan rasa percaya diri”, sedangkan
Hardy (1996) menyatakan bahwa, “self-talk juga dapat efektif dalam
mengendalikan kecemasan dan memicu tindakan yang tepat”.
Untuk melatih self talk dengan sugesti – sugesti yang positif, dapat diterapkan beberapa metode menghentikan pemikiran negatif, restrukturisasi kognitif, pengenalan masalah kepercayaan, kesuksesan sebelumnya, tinjauan kinerja, daftar WOW, dan melihat video rekaman prestasi yang penah diraih sebelumnya (highlights video).

PEMBAHASAN

Karakteristik utama dari kecemasan adalah khawatir, yang merupakan kekhawatiran yang berlebihan tentang situasi dengan hasil yang tidak pasti. Khawatir yang berlebihan adalah hal yang tidak produktif, karena dapat mengganggu kemampuan untuk mengambil tindakan untuk memecahkan masalah. Gejala kecemasan dapat tercermin dalam berpikir, perilaku , atau reaksi fisik.
Ada beberapa jenis kecemasan yang perlu diketahui.
Menurut Spielberger (1966):
Membagi kecemasan menjadi dua, yaitu state anxiety dan trait anxiety:
a.    State anxiety atau biasa disebut sebagai A-state. A-state ini adalah kondisi cemas berdasarkan situasi dan peristiwa yang dihadapi. Artinya situasi dan kondisi lingkunganlah yang menyebabkan tinggi rendahnya kecemasan yang dihadapi.
b.    Trait anxiety atau biasa disebut dengan A-trait. A-trait adalah level kecemasan yang secara alamiah dimiliki oleh seseorang. Masing – masing orang mempunyai potensi kecemasan yang berbeda – beda. Dalam A-trait, tingkat kecemasan yang menjadi bagian dari kepribadian masing – masing atlet.
Ada juga kecemasan somatis yakni perubahan – perubahan fisiologis yang berkaitan dengan munculnya rasa cemas. Kecemasan somatis ini merupakan tanda – tanda fisik saat seseorang mengalami kecemasan. Tanda – tanda tersebut antara lain: perut mual, keringat dingin, kepala terasa berat, muntah – muntah, pupil mata melebar, otot menegang dan sebagainya. Kemudian ada juga kecemasan kognitif, yakni pikiran – pikiran cemas yang muncul bersamaan dengan kecemasan somatic. Pikiran – pikiran cemas tersebut antara lain: ragu – ragu, bayangan kekalahan atau perasaan malu. Pikiran – pikiran tersebut yang membuat seseorang selalu merasa dirinya cemas.
Setiap olahragawan tentu pernah merasa takut atau cemas dalam berbagai situasi menjelang pertandingan atau perlombaan. Takut dimarahi, takut tidak lulus, takut kalah, dan sebagainya. Ketika menghadapi pertandingan atau perlombaan, wajar saja kalau atlet menjadi tegang, bimbang, takut, ataupun cemas, terutama kalau menghadapi lawan yang lebih kuat atau seimbang, dan kalau situasinya mencekam. Ketakutan pada atlet pada umumnya dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori
(Cratty, 1973):
a.    Takut gagal dalam pertandingan
b.    Takut akan akibat sosial atas mutu prestasi mereka
c.    Takut kalau cedera atau mencederai lawan
d.   Takut fisiknya tidak akan mampu menyelesaikan tugasnya atau pertandingan dengan baik.
Dalam psikologi olahraga , kecemasan pra-kompetitif tersebut mengacu pada emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan perasaan samar – samar  tetapi terus – menerus ketakutan sebelum acara. Lious (2006) berpendapat bahwa, “ketika atlet mulai mengalami peningkatan denyut jantung, berkeringat, napas cepat dan mulut kering sebelum kompetisi, itu semua menunjukkan tanda – tanda kecemasan pra-kompetitif”. Ada beberapa teknik untuk mengatasi kecemasan yang timbul sebelum pertandingan atau perlombaan, salah satunya adalah menggunakan teknik self talk.
Zinnser (2006) menyatakan bahwa, “suggested that self talk can serve to regulate effort and enhance self-confidence”. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa self talk dapat berfungsi untuk mengatur usaha dan meningkatkan rasa percaya diri, sedangkan Hardy (1996) menyatakan bahwa, “self talk can also be effective in controlling anxiety and triggering appropriate action”, yang berarti bahwa self talk juga dapat efektif dalam mengendalikan kecemasan dan memicu tindakan yang tepat. Secara prinsip, teknik self talk ini sebenarnya menitikberatkan pada pengalihan fokus dari eksternal ke arah internal. Terkadang seorang olahragawan yang hendak bertanding merasa ragu dan cemas akan hasil yang akan mereka capai, keragu – raguan ini harus segera disingkirkan dengan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia mampu. Self talk yang sukses adalah ketika seorang olahragawan mampu menyingkirkan pikiran – pikiran ragu dan takut tadi dan menggantinya dengan ucapan – ucapan yang positif dan dapat meningkatkan keoptimisan. Self talk menurut Ellis (1976) adalah, “strategi yang melibatkan proses mental telah dikembangkan untuk mengatur kognisi dan mengembangkan atau mengubah pola pikir yang sudah ada”. Landin dan Hebert (1999) menerapkan strategi self talk bertujuan meningkatkan keterampilan pemain tenis perguruan tinggi. Peserta melaporkan bahwa self talk membantu mereka merasa lebih percaya diri dan perhatian mereka lebih efisien.
Theodorakis, Hatzigeorgiadis, dan Chroni (2008) memberikan penjelasan mengenai fungsi self talk untuk atlet berdasarkan bukti empiris dan data mentah yang dihasilkan melalui laporan, yang diteliti lebih lanjut. Berdasarakan pada analisis isi dan serangkaian eksplorasi dan konfirmasi faktor analisis, teridentifikasi lima fungsi yang berbeda dari self talk. Pada khususnya, mereka menyatakan bahwa self talk dapat melayani untuk meningkatkan fokus, meningkatkan kepercayaan diri, mengatur usaha, kontrol reaksi kognitif dan emosional, dan memberikan bukti mengenai sifat psikometrik kuisioner. Bukti awal mengenai efek berspekulasi dari self talk telah diberikan melalui studi untuk meneliti efektivitas self talk dalam berbagai tugas dan pengaturan, dan melalui postexperimental atlet.
Ada beberapa metode untuk melatih teknik self talk positif, diantaranya sebagai berikut:
a.         Metode menghentikan pemikiran negatif, yakni dengan menggunakan pendekatan kognitif untuk mengurangi kecemasan dengan cara menghentikan pemikiran cemas. Metode ini menggunakan tindakan fisik dan pernyataan verbal untuk mencegah pikiran cemas mengambil alih pikran. Seperti pada atlet renang, kadang – kadang sebagai perenang berbicara dengan diri mereka masuk ke dalam kebiasaan menggunakan kata – kata dan frase negatif. Tetapi dengan latihan akan membantu atlet untuk menghentikan pikiran – pikiran negatif dan datang yang baru yakni yang positif.
b.        Restrukturisasi kognitif, adalah dengan cara mencoba kembali untuk menafsirkan setiap situasi negative dengan melihat kemungkinan baik. Maksudnya adalah dengan berfikir bahwa hal yang sulit adalah sebuah tantangan, atau sebagai kesempatan yang unggul, bukan sebagai ancaman. Metode ini sama dengan metode Rasional Emotive Therapy, yakni mencoba menghilangkan pemikiran irasional.
c.         Pengenalan masalah kepercayaan, yakni dengan memahami bahwa rendahnya kepercayaan dapat mempengaruhi tindakan, dengan mengurangi usaha dan ketekunan. Jika seorang olahragawan percaya ada sedikit kemungkinan menjadi sukses pada sesuatu, jauh lebih sedikit kemungkinan mereka untuk mencoba.
d.        Kesuksesan sebelumnya, yakni dengan mengingat kembali kesuksesan sebelumnya yang pernah diraih dalam latihan, maupun kompetisi – kompetisi sebelumnya.
e.         Tinjauan kinerja, yakni dengan meninjau kembali kinerja – kinerja yang lalu, daftar semua hal yang baik tentang pertandingan terakhir dengan poin buruk, (Bull, 1996). Setelah meninjau kinerja dan mengetahui poin – poin buruk atau kekurangan di masa lalu, poin – poin buruk tersebut harus dihilangkan, dan dicemari dengan poin yang baik, kemudian meletakkan poin – poin baik tersebut di tempat yang sering dilihat agar dengan mudah teringat tentang apa yang bisa dilakukan dengan baik.
f.         Membuat daftar WOW, atau catatan yang berisi dengan pernyataan tentang apa yang bisa dilakukan dengan baik, apa yang telah dicapai, atau performa terbaik yang pernah dicapai. Daftar WOW ini harus dibaca setiap hari dan dihafalkan, sehingga mereka dapat akan dipanggil secara teratur untuk menjaga kepercayaan. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk self talk positif.
g.        Membuat highlights video, yakni dengan membuat sorotan video dari semua keberhasilan ataupun prestasi yang pernah dicapai, dan kemudian ditonton secara teratur.

KESIMPULAN

Kecemasan adalah suatu gejala kejiwaan yang terjadi akibat suatu kondisi yang masih belum pasti hasilnya. Kecemasan yang tidak dapat dikontrol bisa menyebabkan penurunan performa, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode untuk menurunkan tingkat kecemasan seperti self talk. Self talk adalah metode yang dilakukan dengan cara berbicara kepada diri sendiri sehingga dapat mensugesti diri sendiri. Self talk yang baik untuk menurunkan tingkat kecemasan adalah self talk positif, yakni dengan mensugesti diri dengan sugesti – sugesti yang positif. Self talk dapat dilatih dengan menggunakan beberapa metode seperti menghentikan pemikiran negatif, restrukturisasi kognitif, pengenalan masalah kepercayaan, kesuksesan sebelumnya, tinjauan kinerja, daftar WOW, dan melihat video rekaman prestasi yang penah diraih sebelumnya (highlights video).



DAFTAR RUJUKAN

Shaw, D., Gorely, T. & Corban, R. 2005. Sport & Exercise Psychology. USA: BIOS Scientific Publishers.

Budiwanto. 2012. Metodologi Latihan Olahraga. Malang: Universitas Negeri Malang.

Athan, A. N. & Sampson. 2013. Coping With Pre-Competition Anxiety In Sports Competition. European Journal of Natural And Apllied Sciences, hlm. 05, (online), dalam Marynsam (http://www.marynsam.co.uk/uploads/1/4/0/7/ 14075053/full_text_coping_with_pre-competitive_anxiety_in_sports.pdf), diakses 10 Mei 2014.

Anonymous. Self Talk: Learning to Be Your Own Best Friend., hlm. 07, (online), dalam Eacgators (http://www.eacgators.com/selftalk.pdf), diakses 05 Mei 2014.


Hatzigeorgiadis, A. 2008. Mechanisms underlying the self-talk–performance relationship: The effects of motivational self-talk on self-confidence and anxiety. Psychology of Sport and Exercise, hlm. 01, (online), dalam Headforawin (http://www.headforawin.co.uk/userfiles/file/sdarticle%20-%20Copy.pdf), diakses 10 Mei 2014.

Selasa, 06 Mei 2014

ARTIKEL SOSIO ANTROPOLOGI OLAHRAGA (RELASI)

PENTINGNYA HUBUNGAN (RELASI) SOSIAL BAGI PELATIH KLUB RENANG DI DAERAH MOJOKERTO DENGAN MASYARAKAT SERTA MASYARAKAT OLAHRAGA DISEKITARNYA


Anggra Yudha Andrean P.
120631419995
(PKO-Off A)
Universitas Negeri Malang


ABSTRACT:  Sport is a physical activity that doing for keep health and body fitness, but sport also doing to get many achievements. Sport that doing to get achievement, need many factors to support it, like good training program, good coach, and one factor that important too, it is a good relation of coach with athletes, athlete’s parents, other coach, sport institutions, and the society especially sport society.

Kata kunci: olahraga, dinamika sosial, interaksi sosial, relasi

TEORI PEMBAHASAN
            Di dalam artikel ini menggunakan teori pembahasan yakni, interaksi sosial dan dinamika sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok baik dalam bentuk kerjasama, pertikaian maupun persaingan. Sedangkan dinamika sosial adalah keseluruhan perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari waktu ke waktu.

PENGANTAR
Manusia hidup tidak sendirian. Sebagai mahluk sosial pasti saling berhubungan satu sama lain. Idealnya, relasi atau sebuah hubungan dimulai dari tingkat keluarga, tetangga, sekolah, hingga tempat pekerjaan dan lingkungan sosial yang lebih luas. Khusus di tempat kerja seperti halnya dalam sebuah kelompok olahraga atau klub olahraga, membangun relasi sangatlah diutamakan. Dalam melakukan pekerjaan tidak mungkin hanya dilakukan sendiri saja. Ketika koordinasi dilakukan maka salah satu syarat keberhasilannya adalah kuatnya relasi.
Gillin & Gillin mengatakan bahwa, “proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada”. Oleh karena itu, relasi merupakan hal yang sangat penting untuk dipertahankan di dalam kehidupan sosial, seperti halnya didalam dunia olahraga yang merupakan salah satu bentuk dari aktivitas fisik yang juga tidak dapat terlepas dari kehidupan sosial.
Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik yang banyak diminati oleh semua kalangan masyarakat, baik anak usia dini, remaja, orang – orang dewasa, maupun yang sudah lanjut usia, karena olahraga juga tidak dapat terlepas dari aspek – aspek sosial seperti adanya relasi di dalam dunia olahraga. Seperti halnya olahraga prestasi yang juga banyak diminati oleh semua kalangan masyarakat, meski terkadang tidak terlibat secara langsung dalam melakukan hal tersebut, tetapi hanya turut menyaksikan dan memberikan dukungan terhadap kegiatan olahraga prestasi. Oleh karena itu, setiap ajang olahraga prestasi yang dilaksanakan terlihat sangat meriah dan ramai, karena banyak mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat. Hal tersebut tidak hanya karena olahraga memang sangat menyenangkan karena terdapat estetika didalamnya, tetapi juga karena adanya interaksi sosial antar masyarakat yang saling memberikan informasi dan juga saling mengajak untuk turut serta dalam meramaikan ajang olahraga prestasi, baik sebagai pendukung (supporter) atau juga sebagai peserta didalam ajang tersebut.
            Interaksi sosial didalam olahraga prestasi sangat diperlukan agar olahraga prestasi tetap dapat berkembang dan semakin diminati, sehingga nilai – nilai moral yang terdapat pada olahraga prestasi juga dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Interaksi sosial dapat terjadi apabila terdapat sebuah hubungan atau relasi yang baik antar masyarakat khususnya masyarakat olahraga, sehingga iformasi – informasi mengenai olahraga prestasi dapat tersampaikan dengan baik dan semakin banyak yang berminat untuk turut serta terlibat didalam olahraga prestasi, baik mengikuti pelatihan olahraga prestasi, atau hanya mendukungnya. Semakin banyak yang meminati olahraga prestasi, semakin dapat berkembang olahraga tersebut di masyarakat, sehingga semakin banyak menciptakan pelatih – pelatih professional dan ideal serta atlet – atlet yang berprestasi, seperti halnya di dalam sebuah klub olahraga, sangat memerlukan sebuah relasi yang baik agar klub tersebut dapat bertahan dan terus berkembang. Akan tetapi apabila kurangnya relasi yang baik antar masyarakat khusunya masyarakat olahraga, akan semakin berkurang peminat – peminat didalam olahraga prestasi sehingga semakin sulit untuk berkembang dan bahkan tidak dapat berkembang sama sekali.
            Semakin banyak peminat dalam olahraga prestasi, akan semakin banyak menciptakan klub – klub olahraga sebagai wadah bagi masyarakat yang meminatinya dan ingin berpartisipasi di dalamnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan semakin dibutuhkan relasi yang baik di dalamnya agar klub – klub tersebut dapat semakin berkembang. Seorang pelatih di dalam sebuah klub olahraga adalah orang yang mempunyai tanggung jawab besar atas berkembangnya klub yang di bina, oleh karena itu seorang pelatih juga harus pandai dalam membangun sebuah relasi yang baik dengan masyarakat yang ada disekitarnya. Selain itu, seorang pelatih juga harus mempunyai relasi yang baik dengan atlet, orangtua atlet, serta relasi yang luas dan baik antar pelatih, dan juga dengan instansi – instansi olahraga yang berkaitan.

PEMBAHASAN
Hubungan (relasi) sosial adalah hubungan seseorang  dengan orang lain di tengah-tengah masyarakat. Seseorang melakukan hubungan sosial pasti memiliki tujuan, antara lain:
a.    menjalin hubungan persahabatan
b.    menjalin hubungan usaha
c.    mendiskusikan sebuah persoalan
d.    melakukan kerja sama
Tujuan tersebut akan tercapai jika proses sosial dapat berjalan lancar.
Proses dalam hubungan sosial akan dapat berjalan apabila memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
a.    Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari Latin,  con atau com, artinya bersama-sama. Secara harfiah berarti menyentuh secara bersama-sama. Sebagai gejala sosial, kontak sebenarnya tidak harus dengan menyentuh tetapi misalnya cukup dengan tersenyum. Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi dengan mengadakan hubungan langsung. Misalnya tersenyum dan berjabat tangan. Kontak sekunder terjadi jika ada perantara.
b.    Komunikasi
Komunkasi berasal dari bahasa Latin,  communicare yang berarti hubungan. Jadi, komunikasi berarti berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Interaksi tidak akan terjadi hanya dengan kontak tetapi harus ada komunikasi. Komunikasi terjadi kalau seseorang memberikan tanggapan terhadap perilaku orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang bersangkutan lalu menerima dan memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Komunikasi tidak selalu menghasilkan bentuk kerja sama bahkan bisa terjadi pertentangan atau perkelahian karena salah paham.
Hubungan sosial memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
a.         adanya kontak sosial dan komunikasi
b.        dilakukan oleh dua orang atau lebih dan ada reaksi dari pihak lain
c.         bersifat timbal balik, positif, dan berkesinambungan
d.        adanya penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial

Adapun dampak positif dan negatif dari sebuah hubungan (relasi) sosial dalam masyarakat khususnya di dalam dunia olahraga, seperti:
Dampak Positif dari hubungan (relasi) sosial yang baik:
a.         Terjadinya kerja sama antar masyarakat olahraga
b.        Terbentuknya kelompok organisasi (klub olahraga, instansi – instansi olahraga)
c.         Memunculkan pembagian kerja di masyarakat sesuai dengan kemampuan 
d.        Mempererat persahabatan antar masyarakat olahraga
e.         Mempermudah proses sosialisasi
f.         Mempermudah proses enkulturasi yaitu menyesuaikan pikiran serta sikap terhadap adat, sistem norma.
Dampak Negatif dari hubungan (relasi) sosial yang kurang baik:
a.         Timbulnya ketegangan dan pertengkaran sosial, perbedaan pendapat, dan pandangan dalam hubungan sosial yang tidak dapat terselesaikan dan sering menimbulkan ketegangan sosial dan bahkan ada kalanya muncul menjadi konflik fisik.
b.        Persaingan tidak sehat
c.         Dapat memunculkan sikap otoriter
d.        Kurangnya informasi terbaru dari dunia luar
e.         Berkurangnya peminat dari sebuah kelompok tertentu (klub olahraga, instansi – instansi olahraga)
f.         Berkurangnya peminat dari suatu bidang olahraga tertentu
g.        Tidak berkembangnya atlet, kelompok olahraga, atau suatu cabang olahraga.

Seperti halnya pada sebuah klub renang yang ada di daerah Mojokerto, yang pada awalnya merupakan salah satu klub yang berpotensi memunculkan atlet-atlet renang yang mempunyai banyak prestasi. Klub renang ini memiliki atlet – atlet yang berusia antara 6 – 10 tahun dan 11 – 16 tahun dengan tingkatan beginner, intermediate, dan advance yang disesuaikan dan dikelompokkan dengan tingkat umur dan skill masing-masing atlet. Klub renang ini pada tahun 2012 membina tiga puluh dua atlet, tetapi pada tahun 2013 mengalami kemerosotan yakni membina dua puluh enam atlet yang terdiri dari kelompok usia dini dan kelompok usia remaja. Klub renang ini telah meraih beberapa penghargaan dari beberapa event yang diselenggarakan di wilayah Mojokerto maupun regional Jawa Timur pada tahun 2007 hingga tahun 2011, tetapi sejak pergantian pelatih pada tahun 2012 hingga tahun 2013, klub ini menjadi jarang mengikuti ajang – ajang perlombaan renang sehingga mengalami kemerosotan prestasi.
Menurut seorang atlet dari klub tersebut, klub ini jarang mengikuti kompetisi – kompetisi renang karena kurangnya relasi yang baik dari pelatih klub tersebut dengan pelatih klub renang lain, dan juga instansi – instansi olahraga yang bersangkutan, sehingga klub renang tersebut jarang mengikutii ajang – ajang perlombaan renang yang diselenggarakan karena kurangnya informasi. Akibat dari kurang baiknya relasi pelatih klub tersebut dengan masyarakat olahraga yang lain, banyak orangtua yang menjadikan hal tersebut sebagai bahan pertimbangan mereka untuk terus menempatkan anak – anaknya dalam klub tersebut, karena pada awalnya orangtua atlet sangat menginginkan anaknya menjadi seorang atlet yang mempunyai banyak prestasi dengan tetap bergabung dalam klub tersebut.
Disinilah dapat terlihat bahwa relasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sosial, khususnya dalam dunia olahraga yang juga terdapat unsur – unsur sosial yang hidup didalamnya. Sebuah klub renang akan mampu untuk terus berkembang dan pelatihnya dapat terus menciptakan atlet – atlet renang yang berprestasi serta menjadi pelatih yang lebih professional, tidak hanya sekedar pandai memanfaatkan fasilitas yang memadai dan juga kemampuan melatih yang mumpuni, tetapi juga memiliki sebuah hubungan (relasi) sosial yang baik antara pelatih dengan masyarakat, dan masyarakat olahraga di sekitarnya, serta dapat menjaga dan terus mengembangakan hubungan tersebut.

KESIMPULAN

            Sebuah hubungan (relasi) sosial di dalam dunia olahraga merupakan hal yang sangat penting, harus dijaga, dikembangkan, dan tidak dapat dihilangkan, terutama  pada dunia olahraga prestasi, seperti halnya dalam sebuah klub olahraga. Seoarang pelatih yang memiliki sebuah hubungan (relasi) sosial yang baik dengan masyarakat serta masyarakat olahraga disekitarnya, maka akan mendapatkan banyak dampak positif bagi perkembangan klub yang di bina dan juga bagi dirinya sendiri, tetapi apabila seorang pelatih mempunyai hubungan (relasi) yang kurang baik dengan masyarakat serta masyarakat olahraga disekitarnya, maka akan mendapatkan dampak negatif bagi perkembangan klub yang di bina dan juga bagi dirinya sendiri.


Jumat, 02 Mei 2014

Itu Karena Rasa

Rasa yang dirantai oleh pemikiran,
terjerembab dalam kelamnya rongga mulut
Rasa yang diwakili oleh tangan untuk digambarkan

Sakit, saat mata memandang yang nampak
Perih, saat kuping terbisik kisah yang ada

Aku memang hampa,
Hampa saat dunia buta dariku
Aku bukanlah bintang,
Yang selalu diharapkan
Aku hanyalah seberkas cahaya fana
yang digunakan saat bintang berselimut sendu
Dan aku selalu ada,
Ada dalam kekosonganmu yang bisa terabaikan

Itu karena rasa,
Rasa yang memperbudakku
Rasa yang dirantai oleh pemikiran
Serta terjerembab dalam kelamnya mulut

a.p
Sabtu, 03 Mei 2014 00:43

Minggu, 27 April 2014

ITU SEMUA PERNAH ADA

Senyuman hangat untukku malam itu
Mungkin adalah senyuman terakhir yang bisa kulihat..
Keceriaan tawa kita malam itu
Adalah keceriaan terakhir dan penuh kesan..

Tapi, bukan malam itu saja yang penuh kesan..
Waktu – waktu bersamamu adalah waktu yang penuh kesan..
Dan..
Semua itu adalah sejarah indah untukku..
Tidak tahu untukmu..

Aku..
Aku adalah hal yang tak berkesan
Aku adalah hal yang membosankan
Tapi aku ingin kau bisa melukis senyum yang indah
Setiap kali bersamaku,
Meski aku harus memaksa mulut yang sukar terbuka ini..

dan

Kau..
Kau adalah hal penuh kesan
Kau adalah pengisi kekosongan
Kau selalu bisa membuat lukisan – lukisan indah dalam kebersamaan kita.
Tapi kau bagai cahaya fajar,
Hangat, tapi tak bisa lama kurasakan dan ku genggam..

Ini yang aku ingat,
Jogging dan berjalan kaki saat kau galau
Cembetut saat kau sebal
Pelan saat kau berjalan
Senyuman hangat saat kau baru saja menatapku
Suara – suara manja yang lucu
Tawa ceria saat kau seolah lupa kegalauanmu
Cerita – cerita tentang mereka dan kegalauanmu
Keacuhan saat kau marah
Sikap manja yang lugu
Dan warna – warna yang lembut

Kampus tercinta, perumahan, brawijaya, mall, alun – alun kota, warung – warung makan, taman.
Tempat – tempat itu indah,
Tapi dahulu
Dan sendu,
Sekarang ini

Aku juga ingat
Kehangatan gerimis malam itu
Dan itu karena senyummu
dan tawamu..

Pernah juga kebodohanku menjemuhkanmu
Menyulut amarahmu
Dan aku memilih untuk pergi
Meski dengan berat hati
Tapi kau menarikku lagi
Memberiku hangat senyuman yang aku harapkan

Aku tahu
Aku tahu kau punya rasa yang sama
Tapi sedikit berbeda dengan rasaku
Aku tahu rasamu sama
Sama dengan rasanya
Aku mengerti
Aku mengerti aku bukan siapa – siapa
Aku seperti aku yang di atas
Aku hanya seorang yang ingin di mengerti
Dimengerti perasaannya
Dan dilengkapi

Dan memang benar
Kau harus tegas dengan pilihan
Dan perasaanmu
Karena takdirmu yang terbaik ada dibalik pilihan dan segala usahamu

Dan akupun harus memahami
Memahami segala warna dan rasa kehidupan

Semua memang harus seperti itu,
Kau memilih, dan aku menerima..
Semua itu seolah mimpi
Mimpi yang indah..
Memoriku terbatas
Memoriku tidak begitu baik
Tapi itu semua pernah ada..

a.p

Minggu, 27 April 2014 6:38

Kamis, 27 Maret 2014

SEBUAH CERITA

Tergores lagi kertas ini
Hanya saja oleh tinta hitam lagi..
Tercoret lagi gambaran indah ini
dan..
Ku hirup lagi debu buku ini

Sebuah cerita,
   HITAM, KELAM, dan BERAROMA MASAM

Bintang yang hilang
Cerah mentari yang pudar
Mawar yang aku puja keindahannya,
yang ku cintai aromanya...

Tapi kini aku tertusuk lagi durinya..
PERIH, tapi aku bertampang kuat..

Itu lagi yang memandu lenganku
Itu lagi yang meracun otakku
Untuk menggores kertas usang ini....

a.p

ITUKAH CINTA??

Jutaan Cinta terjuntai dalam kata - kata
Jutaan makna telah salah tanpa arah
Jutaan hati dan mata telah buta tak bermakna....

hemm..
Cinta TAK SERENDAH mata kaki
Cinta TAK SEMAKNA dengan nafsu birahi
Kesungguhannya adalah hembusan sejuk sang pertiwi

Pelajari cinta dari dini mu sampai saat ini
Tanyakan cinta pada caramu mencintai dan dicintai..

a.p

Minggu, 26 Januari 2014

RANGKUMAN: PERUBAHAN FISIOLOGIS SEBAGAI HASIL LATIHAN

A.      PERUBAHAN FISIOLOGIS SEBAGAI HASIL LATIHAN
Tubuh bereaksi terhadap aktivitas akan menunjukkan reaksi – reaksi sewaktu adaptasi sesuai dengan jenis aktivitasnya. Hal tersebut di pengaruhi oleh faktor yang terdapat pada individu dan lingkungan tempat dimana individu tersebut melakukan aktivitas. Berikut adalah perubahan – perubahan faali yang timbul akibat latihan:
1.      Perubahan sistem kardiorespirasi
Latihan fisik dapat meningkatkan ukuran besar jantung. Pada atlet – atlet olahraga daya tahan, keadaan tersebut disebabkan meningkatnya ukuran rongga ventrikel kiri jantung tanpa bertambah tebalnya  dinding ventrikel jantung. Sedangkan pada atlet yang tidak menggunakan daya tahan, dinding ventrikel menebal dan rongga ventrikel tetap normal. Kemampuan volume denyut jantung bertambah juga berhubungan dengan meningkatnya kapilarisasi jantung (Budiwanto, 2012:95).
2.      Perubahan pada sistem pernafasan
Volume pernafasan meningkat besama – sama dengan meningkatnya VO2 maks (McArdle, 1981:273).

B.       RESPON FISIOLOGIS TERHADAP DAMPAK LATIHAN
Komponen biomotor kekuatan merupakan salah satu komponen yang dapat dengan cepat ditingkatkan. Oleh karena itu, bentuk latihan biomotor dilaksanakan dengan baik dan tepat agar meningkat kualitas dan kuantitasnya. Berikut kemampuan respon dan fisiologis yang meningkat akibat latihan kekuatan:
1.      Adaptasi persyarafan
2.      Hipertrofi (pembesaran) otot
3.      Adaptasi sel – sel
4.      Daya tahan otot
5.      Adaptasi kardiovaskuler
6.      Perubahan secara biokimia
7.      Perubahan pada komposisi tubuh

8.      Perubahan pada fleksibilitas

STRATEGI PEMBELAJARAN GERAK

1.        Strategi Pembelajaran Gerak

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan, seperti halnya seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik.
Strategi pembelajaran gerak adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan penganjar dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. (Kemp, 1995). Sedangkan Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang pengajar dalam proses pembelajaran. Ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:
a.       Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedaka  menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.
b.      Strategi Penyampaian Pembelajaran.
Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variable metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja.
c.       Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Ada tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
Berikut adalah stategi pembelajaran gerak menurut Yunyun Yudiana:
1.1         Strategi Pembelajaran Langsung
Merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).
1.2         Strategi Pembelajaran dengan Diskusi
Proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok.
1.3         Strategi Pembelajaran Kerja Kelompok Kecil
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kecil merupakan strategi yang banyak dianjurkan oleh para pendidik. Strategi ini dapat dilakukan untuk mengajarkan materi-materi khusus. Merupakan strategi pembelajaran yag berpusat kepada siswa.
1.4         Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang bisa terdiri 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas.
1.5         Strategi Pembelajaran Problem Solving
Teknik untuk membantu siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran strategi pemecahan masalah.

2.        Tahapan Pembelajaran Gerak

Didalam menentukan strategi pembelajaran gerak, perlu diketahui sebelumnya mengenai tahapan – tahapan dari pembelajaran gerak sehingga dapat menyusun strategi pembelajaran gerak yang tepat sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.


Berikut adalah tahapan – tahapan pembelajaran gerak:

2.1         Tahapan Pemahaman Konsep Gerak (Kognitif)
Dalam tahap ini, tugas yang harus dipelajari oleh siswa benar-benar rnerupakan tugas baru. Sebagai pemula, siswa biasanya akan banyak dipersulit oleh keputusan yang harus dibuat. Misalnya, tentang bapaimana berdiri dalam sikap yang baik, di mana lengan hanus disiapkan, kapan gerakan harus dimulai, serta ke mana pandangan harus diarahkan. Dalam tahap ini masalah yang dihadapi oleh anak adalah penguasaan informasi tentang cara melaksanakan tugas gerak.
Untuk membantu anak, penyampaian informasi tentang tugas yang dipelajari harus jelas. Instruksi, demonstrasi, film, dan informasi lisan lainnya akan sangat berguna. Salah satu tujuan pengajarannya adalah memungkinkan siswa mengalihkan informasi masa lalu ke tugas yang dihadapi. Contohnya, banyak keterampilan mempunyai ciri gerak yang sama. Kemukakan ciri dari keterampilan yang kira-kira sudah dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas.
Pertambahan kemampuan dalam tahap ini biasanya sangat cepat. Ini menunjukkan bahwastrategi pembelajaran sudah ditemukan oleh anak. Jangan terlalu dirisaukan jika penampilan pada tahap ini masih kelihatan kaku, kasar; belum pasti dan belum disertai saat yang tepat. Ini semua merupakan tanda awal untuk peningkatan kemampuan di waktu berikutnya.\ Keterlibatan pikiran masih cukup besar sehingga menuntut banyak perhatian. Karena itu, cegahlah pemberian informasi yang terlalu banyak dan bersamaan. Pemberian taktikpermainan bersamaan dengan menguraikan teknik gerak akan mengacaukan perhatian siswa.

2.2         Tahap Gerak (Motor Stage)
Tahapan berikut dalam pembelajaran gerak adalah tahapan gerak atau tahapan asosiatif. Dalam tahap ini, masalah-masalah pemahaman sudah terpecahkan, sehingga fokusnya berpindah pada pengorganisasian pola gerak yang lebih efektif untuk meningkatkan aksi. Pemahaman menguasai bentuk dan urutan gerak diwujudkan dalam gerak tubuh. Dalam tahapan ini, tingkatan keterampilan naik dari tahap pemahaman tadi. Siswa mulai menunjukkan sikap dan kontrol yang terjadia disertai keyakinan yang meningkat. la mulai dapat memberikan perhatian pada detail`gerakan. Da1am keterampilan yang memerlukan kecepatan gerak seperti bulutangkis, anak rnulai mambangun program gerak untuk menyelesaikan gerakan. Sedangkan dalam gerakan yang lebih lambat, seperti keseirnbangan dalam senam, siswa membangun cara untuk memanfaatkan respons yang merghasilkan umpan balik. Keajegan penampilan gerak secara terhadap meningkatkan. Gerakan yang dipelajari mulai ajeg. Efesiensi gerakan mulai meningkat, pengeluaran energi makin berkurang, dan pelibatan pikiran ketika bergerak semakin berkurang pula.
Pelaku menemukan ciri lingkungan yang bisa dijadikan tanda-tanda untuk mengatur ketepatan waktu bergerak. Antisipasi berkembang dengan cepat, membuat gerak lebih halus dan tidak terburu-buru. Di samping itu, pelaku pun mulai bisa merasakan dan memahami kesalahannya sendiri. Tahap ini biasanya berlangsung lebih lama daripada tahap pernahaman konsep gerak. Artinya siswa mungkin bisa tetap berada pada tahap gerak ini tanpa pernah meningkat ke tingkat berikutnya dalam beberapa lama. Barangkali beberapa minggu, beberapa bulan, atau bahkan lebih lama lagi.
2.3         Tahap Otonomi
Setelah banyak melakukan latihan, secara bertahap siswa memasuki tahap otonom, yang melibatkan perkembangan gerak otomatis. Artinya gerak tidak lagi dipikirkan dan bisa terjadi begitu ada rangsang. Beberapa ahli menilai gejala ini bisa terjadi karena adanya program gerak yang sudah terbentuk.
Program gerak adalah suatu rangkaian mekanisme yang mengontrol terbentuknya gerak. Program gerak inilah yang mengontrol aksi seseorang ketika bergerak dalam waktu yang relatif lama. Teori mengatakan tidak selalu. Hal ini bergantung kepada tingkat dan kualitas latihan, serta bagaimana si pelaku melakukannya. Terjadinya tahap ini disebabkan oleh meningkatnya otomatisasi indera dalam menganalisis pola-pola lingkungan. Menurunnya tuntutan perhatian membebaskan siswa untuk menampilkan kegiatan-kognitif tingkat `tinggi. Keputusan-keputusan tentang strategi permainan, bentuk dan gaya kian ditingkatkan. Keyakinan diri dan kemampuan untuk nnenilai kesalahan diri lebih terkembangkan.

Perkembangan penampilan memang berjalan lamban, sebab kemampuan siswa sudah sangat tinggi. Akan tetapi proses pembelajaran masih sangat jauh dari selesai. Masih akan banyak teriadi penambahan-penambahan dalam hal otomatisasi. Usaha fisik dan mental daiam menghasilkan keterampilan akan berkurang. Perkembangan gaya dan bentuk serta faktor lainnya akan terus meningkat.

VARIASI LATIHAN TEKNIK DASAR BOLA BASKET

Variasi Latihan Teknik Dasar Bola Basket
1.      Latihan dribble ditempat
Pemain berdiri dengan posisi kuda kuda (kaki dibuka selebar bahu dan lutut ditekuk,badan tegak) lalu pemain tersebut melakukan driblle kanan dengan jumlah yang ditentukan pelatih  lalu dilanjutkan dengan dribble kiri dengan jumlah driblle yang sama.
2.      Latihan dribble dengan jalan atau sprint
Pemain melakukan driblle dengan jalan atau lari (sprint)dengan jarak lpanjang lapangan bola basket. Posisi tangan lurus kedepan dan agak serong sehingga saat mendribble bola berada di depan agak serong sehingga bola tidak tertinggal dan tertendang oleh kaki. Pemain melakukan dribble kanan maupun kiri.
3.      Latihan passing berhadapan.
Pemain dibagi beberapa kelompok dan saling berhadapan. Setelah saling berhadapan,pemain saling melakukan passing.Setelah melakukan passing, pemain pindah kebelakang kelompok agar semua pemain melakuikan latihan passing. Jenis passing dapat ditentukan oleh pelatih seperti passing dada, passing pantul, dan passing lambung.
4.      Latihan shooting
Pemain dibagi menjadi beberapa kelompok dan berdiri didepan garis free throw. Pemain melakukan teknik shooting secara bergantian. Setelah melakukan shooting, pemain melakukan reborn sendiri lalu memberikan bola kepada teman kelompoknya masing masing.
5.      Latihan lay up
Pemain dibagi menjadi beberapa kelompok dan berdiri didepan garis tengah lapangan bola basket. Setelah itu secara bergantian pemain melakuka dribble dan melakukan lay up dan mereborn sendiri bolanya masing masing dan meberikanya pada teman sekelompoknya.
6.      Latihan dribble dan lay up
Pemain berdiri di tepi lapangan dekat ring bola basket. Setelah itu pemai melakukan dribble menuju ring basket satunya untuk melakukan lay up.. Setelah itu pemain melakukan dribble kembali ketempat start dan melakukan lay up lagi.
7.      Latihan passing dan shooting
Pemain dibagi menjadi 2 kelompok dan berdiri sejajar dengan garis free throw dan berada diluar garis three point. Pemain dari kelompok “A” lari menuju lingkaran free throw dan menirima passing dari pemain kelompok “B” dan melakukan shooting kearah ring basket dan melakukan reborn sendiri lalu memberika bola pada kelompoknya..Setelah pemain kelompok “B” melakukan passing kepada pemain kelompok “A” , pemain dari kelompok “ B: lari dan menerima passing dari pemain kelompok “A” dan melakukan shooting. Cara tersebut dilakukan sacara bergantian.
8.      Latihan passing dan lay up
Pemain dibagi menjadi 2 kelompok dan berdiri di tepi kanan dan kiri lapanngan di belakang ring basket. Pemain dari kelompok “A” dan “B” bersama sama lari dan saling melakukan passing secara bergantian menuju ring basket satunya. Setelah dekat ring basket salah satu dari pemain tersebut memberikan passing kepada pemain satunya agar pemain satunya tersebut dapat melakukan lay up.
9.      Latihan passing dan shooting
Pemain dibagi menjadi 2 kelompok dan berdiri di tepi kanan dan kiri lapanngan di belakang ring basket. Pemain dari kelompok “A” dan “B” bersama sama lari dan saling melakukan passing secara bergantian menuju ring basket satunya. Setelah dekat ring basket salah satu dari pemain tersebut memberikan passing kepada pemain satunya agar pemaun satunya tersebut dapat melakukan shooting. Pemain dapat melakukan shooting three point, two point, dan under ring.
10.  Latihan dribble,passing dan shooting

Pemain dibagi menjadi 2 kelompok dan berdiri di tepi kanan dan kiri lapanngan di belakang ring basket. Pemain dari kelompok “A” dan “B” bersama sama lari hanya saja kelompok “A” melakukan dribble sedangkan peain dari kelompok “B” hanya lari saja tanpa melakukan dribble. Setelah kedua pemain mencapai garis tengah lapangan basket, kedua pemain tersebut kembali dan saat pemain dari kelompok “B” mendekati ring maka pemain dari kelompok “A” melakukan passing agar pemain dari kelompok “B” dapat melakukan shooting. Jenis shooting dapat berupa shooting three point,two point atau pun under ring.